Monas too good to be true..

Sore ini aku kembali menemukan hasrat untuk menumpahkan apa yang ada di pikiranku menjadi sebuah tulisan.

Tulisan ini memang tidak akan berdampak banyak bagi kebanyakan orang, setidaknya ini akan berdampak untuk aku. Ya. Untuk aku kembali mengingat manis dan indahnya waktu-waktu yang ku lalui selama menjadi sesosok Aisyah yang menapaki masa remaja akhir.

Dan ini ceritaku...

______
MONAS, TOO GOOD TO BE TRUE

Aku Aisyah. Aku sangat suka warna kuning. Aku suka bunga matahari karena ia kuning. Pun aku begitu ingin masuk ke Universitas Indonesia hanya karena jas kuningnya. Dan satu lagi. Aku Sangat Ingin Pergi ke Monas. Haha
Ya, kadang aku juga tak habis pikir dengan segala angan ku yang terlalu cekak !

Tapi harus kamu tau, semua hal besar dititi dari hal kecil, bukan ?

Begitulah aku yang memulai perjalanan hebat setelah melalui masa akhir SMA ku.
Kala itu aku hanyalah siswi SMA biasa, yang gila akan kegiatan organisasinya. Mungkin kegilaan itu juga sebuah pertanda kalau aku memang anak ayahku.
Sangking gilanya aku, ku abaikan kewajiban utamaku untuk bersekolah dengan benar.

Eits.. tidak berarti ak benar-benar meninggalkannya, aku hanya tidak terlalu serius menjalaninya. Dan semua berakhir dengan gagalnya aku dalam SNMPTN. Yap.
Dilanjut dengan Aku yang harus melepas mimpiku untuk bisa mengenakan si "Jakun". Jas Kuning. Almamater kebanggaan UI. Mungkin kebanyakan orang. Kebanyakan siswa SMA yang memang menggantungkan mimpinya untuk bergabung menjadi keluarga besar UI.

Tidak berhenti di SNMPTN, kali ini ak berniat mengejarnya dengan jalur SIMAK melalui subsidi Bidikmisi. Yap, harus ku akui bahwa ekonomi keluarga sedang bergejolak.
Dan... sebagai buah dari kelalaian ku selama SMA, Aku Kembali Ditolak oleh UI !!

Ya. Pada akhirnya aku harus benar-benar melepaskan Jakun dan juga Monas-ku.

Menggelikan memang jika kalian mengetahui betapa sederhana anganku untuk pergi ke Ibukota hanya demi Monas dan Jakun. Dan betapa remeh juga Aku dan kemampuanku dalam memperjuangkannya.

hancur ? Jelas !!
Bahkan cukup membuatku khawatir. "jangan-jangan aku ngga akan bisa kuliah"
Ketakutan bahwa aku harus terus mencoba hingga jalur mandiri terus menghantui. Ya. Sangat takut. Karena aku tidak mampu membiayai hidup tanpa subsidi pemerintah nantinya.
Aku belum bisa membahagiakan atau membanggakan, setidaknya aku tak boleh makin merepotkan.

Dan Qadarullah,
Ia membangkitkan lagi semangat itu. Tidak ada kata terlambat bukan. Allah mengizinkan ku untuk berpikir dengan cara lain. Yap. Mimpi itu adalah sesuatu yang tidak pernah salah.
Aku pasti bisa ke UI dan ak pasti bisa ke Monas !

Singkat cerita aku lulus SBMPTN di jurusan yang memang aku inginkan. Kesehatan Masyarakat. Bukan di UI. Bukan di Univesitas Indonesia yang bergengsi itu. Sama sekali bukan. Bukan juga di Universitas ternama lainnya kala itu. Bukan.
Aku diterima oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

Sangat kontradiksi memang.
ketika ak mengimpikan hidup di Jawa bagian paling barat, namun aku diterima oleh Jawa bagian paling timur.
But.. at least, semua pasti memiliki hikmah.
Dan benar saja ..



Pada Oktober 2017 lalu Allah mengizinkan Aku untuk berjodoh bersama Monas.
Ya.. Monas memang too good to be true dengan segala usaha yang sederhana. Terlalu baik untuk jadi nyata untuk proses dan cerita yangsederhana pula.

Allah memberikan kesempatan itu dengan hikmah dan perjalanan luar biasa.
Alhamdulillaahirobbil'alamiin 

Comments

Popular posts from this blog

Naskah Drama 7 orang >> "Aduh Ujang"

Demi Trisno (Naskah Drama)

Puisi, Pantun. Gurindam Lingkungan -8baris