Resensi - Sang Pemimpi



RESENSI  NOVEL
Sang Pemimpi

Oleh Andrea Hirata



 

Resentator :

Aisyah Wulansari Rahajeng
XI _IPA 2 / 03


SMA NEGERI 3 JOMBANG
TAHUN AJARAN 2013 / 2014




SINOPSIS NOVEL
Novel ini mengisahkan tentang Ikal  dan Sahabat sekaligus sepupu jauhnya, Arai, yang giat merangkai jembatan menuju impiannya. Dimulai dari kehidupannya di SMA yang membuat kekukuhan akan impiannya kian membatu dan mengeras. Pun jalan yang harus ditapakinya tiada mulus. Disamping kewajiban untuk menuntut ilmu dengan baik di SMA Bukan Main, Ikal dan Arai juga harus dapat memenuhi kebutuhan hidup serta tanggungan meringankan beban kedua orangtua mereka. Pelbagai pekerjaan ditangguhkan demi keluarnya rupiah-rupiah bagi hisup mereka. Mulai dari kuli ngambat, penyelam di padang golf yang sekaligus bertaruh nyawa pada rumah tangga buaya di dalamnya, kemudian beralih menjadi part time office boy di kompleks kantor pemerintah, yang setiap paginya harus menyiapkan ratusan gelas the dean kopi untuk para abdi negara. Hingga pada ketamatannya dari SMA Bukan Main, mereka berniat untuk merantau jauh ke Jawa. Keputusan besar mereka berdua kali itu benar-benar memberatkan hati kedua orangtua Ikal yang sekaligus orangtua angkat Arai, serta Bu Muslimah dan Pak Mustar, guru SD mereka, untuk melepaskan dua putra luar biasa.
Tekad telah membulat dan layar telah berkembang, Arai dan Ikal pun telah siap menaklukan puncak baru di hadapan mereka. Yang makin terjal, landai, namun makin dekat dengan harapan dan impian mereka. Dan tujuan utama mereka adalah daerah Bogor, tempat berdirinya gedung yang namanya meledak-ledak di SMA Bukan Main dulu : IPB (Insitut Pertanian Bogor. Kemudian mereka menemukan tempat tinggal ala kadar di sebuah kampung di belakang IPB, Babakan Fakultas. Tentunya dengan kondidi tempat yang tidak lebih dari prihatin. Dan setelah hampir empat bulan mereka menetap di sana, merka tak kunjung mendapatkan pekerjaan dengan Ijazah SMA yang mereka keramatkan sejak dari Belitong. Jatuh bangun mereka kembali menapaki jalan yang mereka pilih di Pulau Jawa. Hingga pada suatu hari muncul kesempatan lowongan bagi mereka untuk menjadi tukang pos. Dengan antusiasmereka megikuti seleksi menjadi sosok berpakaian oranye itu. Namun sayang, Arai gagal pada tahap tes kesehatan, sehingga Arai melanjutkan di fotokopi dan Ikal berlanjut hingga pendidikan asrama sebagai puncak dari rangkaian panjang seleksi itu. Dan sejak itulah kehidupan antara dua pemimpi ini bepisah jalan. Sepulang dari pendidikan militer, Ikal menemukan Arai telah bpergi jauh ke Kalimantan untuk hidupnya.\
Hingga kemudian Tuhan mempertemukan kembali jalan mereka pada mimpi dan impian terbesar mereka, melanjutkan sekolah tinggi ke Perancis. Pada sebuah kesempatan memperebutkan beasiswa luar negeri mereka kembali menenggelamkan diri pada persaingan ketat. Hingga mereka samapai pada ujung rangkaian panjang seleksi, yakni wawancara. Dan melalui itu pula Ikal akhirnya menemukan Arai, sahabatnya yang dulu tiba-tiba menghilang, kini juga turut bersaing dalam perebutan kesempatan besaiswa ini. Yang sebenarnya hal tersebut merupakan skenario rapi Arai untuk menemuiku pada wawancara ini, karena ia tahu aku jelas berpartisipasi pada kesempatan ini.
Tugas mereka menjadi sarjana tuntas. Waktu bagi mereka untuk kembali ke kampung mereka. Bukan untuk menjadi cendekia terpandang sok tahu yang semena-mena, tapi untuk mengamalkan apa yang telah mereka dapat dan mengabarkanya dengan penuh kebanggaan pada sanak mereka akan apa yang mereka raih. Dan semua berujung semakin indah, saat Ikal dan Arai mendapatkan jawaban akan mimpi mereka kini kian nyata. Selembar surat datang, mengabarkan sebuah universitas menerima Ikal dan Arai, Universite de Paris, Sorbonne, Prancis.


RESENSI
Judul                 : Sang Pemimpi
Pengarang        : Andrea Hirata
Penerbit                        : Bentang Pustaka
Tahun               : 2006
Tebal                : 292 halaman ; 20,5 cm
Kategori           : Non Fiksi
Kelebihan         :
.. Masalah-masalah yang diangkat pun merupakan masalah kebanyakan yang kerap ditemui, sehingga pembaca dapat dengan mudah larut dalam perkara yang dsajikan.
Kekurangan      :


Pengarang       : Andrea Hirata
Penerbit          : PT. Bentang
Tahun Terbit   : 2007
Kota Terbit     : Yogyakarta
Cetakan           : 8
Tebal Buku     :  292  halaman
Panjang Buku : 20,5 cm

            Buku yang berjudul Sang Pemimpi ini dikarang oleh Andrea Hirata.  Ini adalah  buku buku kedua dari Tetralogi Laskar Pelangi, karya Andrea sebelumnya.
            Novel ini merupakan novel yang menggugah inspirasi dan membakar semangat juang, dan penyokong keteguhan pada impian-impian yang telah terlukis. Penulis mampu menjadikan tiap rangakaian kata menjadi pendongkrak mental sekaligus menjadi cermin bagi diri masing-masing individu
Tokoh utama yang berada di certa ini adalah Ikal dan Arai. Ikal merupakan penokohan daripada identitas pribadi penulis, yakni Andrea Hirata. Ikal merupakan seorang anak yang terus berlari mengejar mimpinya untuk dapat menginjakan kaki di Negeri impiannya, Perancis. Ditemani oleh sahabat seperjuangan sekaligus sepupu jauh dan saudara angkatnya, Arai, Ikal menghadapi segala rintang dan beban hidup yang harus mereka pikul.
            Cerita bermulai saat Ikal dan Arai memasuki kehidupan SMA mereka yang menggambarkan makin dekatnya mereka pada gerbang kehidupan dunia yang sesungguhnya. Ditambah dengan masalah ekonomi yang menambah beratkan tanggungan mereka. Namun di balik kesulitan yang dihadapi selalu ada jalan bagi mereka untuk kembali meneruskan langkah. Akan tetapi dua pemimpi ini tidak terus beriringan sepanjang jalan. Ada suatu waktu bagi mereka untuk menapaki jalan kehidupan mereka masing-masing. Dan kembali tangan Tuhan berkehendak lain, mereka kembali dipertemukan saat mimpi mereka semakin tampak di pelupuk mata.
Tema mengenai kehidupan yang sarat akan betapa kerasnya kehidupan dan pentingnya arti pendidikan yang disuguhkan ke dalam tulisan yang tidak melulu kaku dan datar, namun juga kocak, melalui kepolosan tingkah anak Melayu, secara magis dapat membawa imajinasi pembaca seakan hidup bersama sang tokoh.
Sayangnya, seringkali ditemukan  penggambaran suasana oleh penulis terkadang terlalu bertele-tele sehingga membuyarkan imajinasi pembaca untuk larut dalam suasana mejadi berpikir untuk dapat mencerna rangakaian kata tersebut. Diluar itu novel ini sangat inspiratif dan luar biasa.
Amanat yang terdapat dalam buku ini juga sangat banyak, misalnya harus mempunyai kesabaran dan keteguhan tekad dalam menghadapi persoalan hidup, tidak lebih cepat putus asa, dan masih banyak lagi ilmu yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, novel ini layak dibaca oleh kalangan anak remaja maupun dewasa, bahkan orang tua sekalipun, dikarenakan ceritanya menarik, menceritakan tentang makna harga sebuah kehidupan  yang sesungguhnya perlu  kesabaran tingkat tinggi untuk dapat menjalaninya kemudian memetik pelajarannya.

Comments

Popular posts from this blog

Naskah Drama 7 orang >> "Aduh Ujang"

Demi Trisno (Naskah Drama)

Puisi, Pantun. Gurindam Lingkungan -8baris