Ketika Sang Emas Biru Mulai Tiada (krisis air)



Air adalah hal yang diperlukan bagi kelangsungan hidup dari semua bentuk kehidupan di Bumi. Namun, pemakaian yang terlalu berlebihan, telah menempatkan sumber yang berharga ini dalam bahaya untuk generasi mendatang., sebagaimana diungkapkan oleh Lembaga Air Internasional Stockholm (SIWI). Dan tak dapat dipungkiri, oleh sebab penggunaan air yang berlebihan, dunia mulai menghadapi krisis air. Kini krisis air bukanlah hal yang asing lagi. Pembahasan akan upaya-upaya penanggulanagnnya pun, hampir setara dengan isu dari Pemanasan Global (Global Warming). Hampir di seluruh belahan dunia membicarakan masalah yang satu ini. Kira-kira, apakah penyebab terjadinya krisis air? Bukankah air selalu mengalami daur ulang secara alami? Jadi, bagaimana mungkin air bisa mengalami krisis? Pertanyaan-pertanyaan tersebut juga menjadi sebuah tanda tanya besar bagi masyarakat dunia. Krisis air tidak hanya  melanda negara – negara miskin dan berkembang,  justru turut merebak dikalangan negara – negara maju.
Lalu, upaya apa saja yang harus dilakukan? Akankah anak cucu kita kelak, dapat menikmati sang emas biru? Sebenarnya, tak sedikit kebiasaan-kebiasaan sederhana yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan para generasi mendatang. Semua dapat dimulai dari hal-hal kecil di rumah. Hanya dengan melakukan perubahan akan hal kecil, dapat menciptakan suatu perubahan besar


Apakah krisis air itu??
Aspek utama krisis air adalah kekurangan sumber air yang dapat digunakan dan pencemaran air yang terjadi. Sehingga memberikan dampak berkurangnya kuntitas air besih dan sehat  di muka bumi. Padahal, telah kita ketahui bahwa air memiliki manfaat yang tak sedikit bagi kelangsungan makhluk hidup. Tak hanya manusia, tumbuhan serta hewan pun, tak luput dari rasa ketergantungan terhadap air.
Krisis air global dapat dipahami sebagai isu yang berhubungan dengan sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dunia tiap harinya. Krisis air global tidak hanya dikaitkan dengan ketiadaan akses ketersediaan air bersih untuk kegunaan harian saja, melainkan turut meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan pencemaran sumber air, perubahan iklim dan isu sumber air yang mengakibatkan ketegangan antara negara.
  Terdapat beberapa manifestasi utama dari krisis air :
§  Kuantitas manusia yang kekurangan persediaan air minum lebih kurang berjumlah 1.1 miliar.
§  Penggunaan air bawah tanah yang dapat menyebabkan berkurangnyai hasil pertanian.
§  Penggunaan yang berlebihan dan pencemaran sumber air yang mengganggu ekosistem pelbagai biota, khususnya biota dalam air.
§  Konflik yang diakibatkan oleh sumber air yang terbatas  yang dapat menyebabkan terjadinya perang.
Pada mulanya manifestasi dari krisis air tidak begitu buruk, tetapi jumlah populasi manusia yang semakin bertambah telah membuat kuantitas air bersih semakin berkurang. Hal ini makin diperparah dengan kemarau yang mengganggu keseimbangan persediaan air bersih.

Apa saja penyebab terjadinya krisis air?
Di Washington terdapat empat faktor utama berkurangnya kuantitas air, diantaranya: pertumbuhan penduduk, peningkatan urbanisasi, penggunaan air yang tinggi, pencemaran dan perubahan iklim yang cukup ekstrim. Penggunaan air juga meningkat sejalan dengan  kecepatan dan kemajuan pembangunan seluruh dunia. Sumber air tawar juga diperkirakan merosot akibat perubahan iklim yang parah, yang mana berdampak bukan hanya pada  kualitas air, tetapi juga sistem ekologi akuatik dan air bawah tanah.
Pada umumnya, pencemaran air di negara miskin banyak disebabkan oleh tidak adanya  sistem sanitasi yang sempurna. Bagi negara berkembang, sumber pencemaran air disebabkan oleh aktivitas pertanian, perindustrian dan pelbagai proyeksi infrastruktur. Sedangkan bagi negara maju, pencemaran air banyak disebabkan oleh aktivitas perindustrian yang menghasilkan limbah beracun. Salah satu contohnya adalah kondisi air sungai di kota Jombang. Tak sedikit, sungai yang sudah tercemari oleh limbah pabrik. Namun tak banyak orang yang peduli akan kondisi tersebut, justru individu pada umumnya membuang sampah ke sungai seenaknya. Padahal, mereka mengerti bahwa hal itu dapat menggangu aliran air dan mencemarinya. Tak hanya limbah industri, limbah pertanian pun turut melengkapi pencemaran air di Jombang. Untuk para generasi muda Indonesia, khususnya Jombang, mari kita bersatu untuk mengambil satu langkah akan perubahan dan kelestarian sumber air di Jombang!!
Penyebab lain krisis air  adalah intrusi air laut terhadap lapisan akuifer yang dekat dengan garis pantai, sehingga menyebabkan sumber air pada lapisan ini tercampur dengan air laut, akibatnya air tidak dapat digunakan. Padahal, tak sedikit masyarakat yang bergantung pada sumber air dalam lapisan akuifer ini.
Selain itu, berkurangnya daerah resapan air pun turut menjadi faktor penyebab berkurangnya kuantitas air di muka bumi. Pembabatan hutan secara habis-habisan, telah membuat daerah resapan air berkurang. Padahal hutan  merupakan salah satu ekosistem penting, karena befungsi sebagai tadah air hujan hingga 60%. Pembabatan hutan yang menjadi-menjadi, juga menurunkan kuantitas hutan awan (cloud forest). Jika populasi hutan awan ini berkurang terus menerus, maka dapat berdampak pada hilangnya sumber air nan berharga. Hal ini disebabkan karena sebagian besar uap air di udara akan tetap di tempatnya, sehingga proses daur air akan terus terjadi tanpa ada air hujan yang tertampung. Tanpa kawasan hutan, uap air dalam atmosfer akan terbawa oleh angin dan melepaskannya ke laut, sungai, dan perairan sejenisnya, sehingga tidak aka ada tampungan air hujan guna memenuhi kebutuhan hidup manusia.
.

Seberapa besar, pengaruh krisis air akan kelangsungan hidup manusia?
Hampir seluruh aktifitas dan kegiatan manusia membutuhkan air. Tentunya dalam kuantitas dan kualitas air yang baik. Coba kita bayangkan, seandainya kita mandi dengan air kotor, kita minum pun juga dengan air yang kotor. Apa yang ada dipikiran dan benak kita? Jijik? Lalu, bagaimana dengan saudara kita di negara-negara lain layaknya Afrika? Andaikan kita hidup dalam kondisi yang terpaksa dan terhimpit akan kualitas dan kuantitas air, akankah kita mampu mengucapkan kata “jijik” untuk menggunakan air tak layak itu? Nah, sudah terbayangkan bukan? Betapa penting arti dan keberadan air dalam hidup ini.
Krisis air juga memberi dampak pada sudut perekonomian dunia. Dalam sisi kesehatan dan lingkungan pun, krisis ini juga membawa dampak negatif. Dmpak-dampak tersebut diantaranya, adalah:  faktanya kuantitas individu yang tidak memiliki akses air minum yang aman berjumlah  884.000.000, kemudian 3.575.000 orang meninggal setiap tahun dari penyakit yang berhubungan dengan air, masyarakat yang tinggal di daerah kumuh sering membayar 5-10 kali lebih banyak per liter air daripada orang kaya yang tinggal di kota yang sama, dan lebih dari 80% dari limbah di negara berkembang yang dibuang langsung ke perairan dapat mencemari sungai, danau dan wilayah pesisir, dan tentunya masih banyak lagi dampak dari krisis air ini.
Ternyata, tidak sedikit dampak yang diberikan oleh krisis air ini. Tidak hanya berhubungan dengan ekonomi, kesehatan, dan lingkungan hidup saja. Kegiatan produksi dan konsumsi pun membutuhkan air, bahkan dalam kuantitas yang jauh lebih besar.  Menurut FAO, sebanyak 1,000 hingga 3,000 liter air diperlukan untuk menghasilkan hanya sekilo beras dan 13,000 hingga 15,000 liter air untuk memproduksi sekilo daging lembu. Agensi PBB mengatakan, bahwa pada tahun 2007 jumlah orang yang mengalami kekurangan khasiat makanan seluruh dunia ialah 923 juta.
Bagaimana upaya-upaya untuk menjaga kualitas serta kuantitas air bersih?
Telah kita ketahui sebelumnya, akan penggunaan air guna memenuhi kebutuhan hidup dalam kuantitas yang besar. Namun, kita juga harus bersikap adil. Akankah kita hanya memanfaatkan air bersih tanpa melestarika keberadaannya? Sudah merupakan suatu keharusan untuk melestarikan keberadaan sang emas biru. Sudahkah kita melakukan suatu upaya demi sang emas biru? Kita dapat mengatasinya dengan menggunakan prinsip 3m yakni mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai dari sekarang. Berikut adalah ulasan singkat akan upaya-upaya pelestarian air bersih:
1.   Matikanlah keran air saat tidak digunakan. Hal ini bertujuan untuk menghemat penggunaan air.
2.   Jika mencuci sepeda ataupun kendaraan bermotor, usahakan tidak dengan selang air. Karena akan terjadi penggunaan air bersih dalam kuantitas yang besar, selain itu banyak pula air bersih yang terbuang. Merupakan hal yang boros, bukan?!
3.   Membuat daerah tadahan air, seperti : gerakan reboisasi, membuat sumur resapan, lubang biopori, dan sebagainya.
4.   Menggunakan air sisa cucian beras ataupun sisa berwudhu untuk menyiram tanaman, dan sebagainya
Masih banyak lagi hal yang dapat dilakukan untuk sang emas biru. Hal kecil yang kita lakukan demi lestarinya air bersih di muka bumi, dapat menjadi suatu titik awal akan pemecahan krisis air global saat ini.
Betapa pentingnya keberadaan air bersih di muka bumi. Kegiatan sekecil apapun, tak luput dari penggunaan air bersih. Namun, tak selamanya kita dapat menikmati air bersih, jika tanpa melakukan suatu upaya untuk menjaga keberadaannya. Meski jumlah air keseluruhan di muka bumi ini tidak akan berkuramg, namun jumlah ketersediaan air bersih dan layak pakai akan berkurang kuantitasnya suatu hari nanti. Mari kita selamatkan sumber daya alam nan tak tergantikan ini, karena keberadaanya merupakan suatu investasi besar nan berharga untuk anakcucu kita nanti. Setetes air adalah segala hal yang teramat kita butuhkan demi generasi mendatang. Selamatkan sang emas biru demi masa depan.

Comments

Popular posts from this blog

Naskah Drama 7 orang >> "Aduh Ujang"

Demi Trisno (Naskah Drama)

Puisi, Pantun. Gurindam Lingkungan -8baris